CAGARBOLA – Eramet Bidik Kerja Sama Strategis dengan Danantara, Perkuat Rantai Pasok Baterai EV

Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Liputan6.com, Jakarta – Eramet Indonesia tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), lembaga investasi milik pemerintah. Kerja sama dengan Danantara ini diharapkan bisa memperkuat posisi Indonesia dan Eropa dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Eramet yang merupakan afiliasi perusahaan tambang dan metalurgi asal Prancis itu menyebut diskusi masih berada pada tahap awal. Namun, peluang kolaborasi ini dinilai strategis bagi pengembangan sektor mineral kritis di Indonesia.

“Eramet saat ini tengah berdiskusi dengan Danantara. Sejak didirikan beberapa bulan lalu, Danantara menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di rantai nilai mineral kritis Indonesia,” tulis Eramet dikutip dari Antara, Rabu (7/5/2025). 

Perusahaan menilai potensi kerja sama ini bukan hanya memperkuat posisinya di sektor mineral Tanah Air, tapi juga mempererat hubungan antara Eropa dan Indonesia di industri baterai EV.

Meski demikian, Eramet belum membeberkan lebih lanjut proyek perdana maupun nilai investasi yang akan dikucurkan.

“Diskusi ini masih berada pada tahap awal dan terlalu dini untuk memberikan pernyataan lebih lanjut,” lanjut perusahaan.

Sebelumnya, CEO Eramet Group Christel Bories sempat bertemu Menteri Investasi/Kepala BKPM yang juga CEO Danantara, Rosan Roeslani, pada Maret lalu. Dalam pertemuan itu dibahas rencana eksplorasi wilayah baru di Sulawesi Selatan dan Papua, serta pengembangan proyek Responsible Green Electric Vehicle (RGEV) bersama mitra strategis.

 


2 dari 3 halaman

Penciptaan Lapangan Kerja

Rosan menyatakan kolaborasi ini akan mendukung penguatan industri kendaraan listrik di Indonesia sekaligus membuka lapangan kerja baru.

“Selain mempercepat pertumbuhan industri EV, kolaborasi ini juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan transfer teknologi,” ujar Rosan.

Sejauh ini industri kendaraan listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, ditandai dengan peningkatan penjualan dan dukungan pemerintah. Namun, infrastruktur di dari hulu hingga hilir memang perlu dikembangkan lagi secara besar-besaran.

 

3 dari 3 halaman

Ada di Indonesia Sejak 2006

Sebagai informasi, Eramet telah berkiprah di Indonesia sejak 2006 lewat investasi di sektor nikel Halmahera melalui akuisisi Strand Minerals. Lewat PT Weda Bay Nickel (WBN), perusahaan memulai operasi pertambangan pada 2020. Pada 2022, Eramet juga membentuk anak usaha PT Eramet Indonesia Mining.

Perusahaan ini sempat berencana menggandeng BASF untuk membangun pabrik hidrometalurgi Sonic Bay di Halmahera. Namun, proyek pengolahan nikel dan kobalt tersebut batal dilanjutkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *