CAGARBOLA – Donald Trump Kehilangan Kesabaran dengan Putin

Siluet Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjalan bersama dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) di KTT G20 di Osaka, Jepang (AFP/Brendan Smiaulowski)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pemimpin Eropa mengungkapkan bahwa ia yakin Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kehilangan kesabaran dengan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Selama ini Putin terlihat menggunakan taktik mengulur-ulur waktu untuk melakukan gencatan senjata dengan Ukraina.

Presiden Finlandia Alexander Stubb mengatakan bahwa ia pikir waktu mungkin hampir habis bagi Pemerintahan Moskow.

Dikutip dari Daily Express, Senin (19/5/2025), Putin tidak mau hadir dalam perundingan damai yang dijadwalkan di Istanbul minggu ini. Ia hanya mengirim delegasi diplomat untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat Ukraina yang berlangsung hanya dalam dua jam.

Presiden Ukraina Zelensky menghadiri acara tersebut.

Donald Trump berusaha untuk mengakhiri perang berdarah antara Rusia dan Ukraina yang dimulai ketika Moskow melancarkan invasi ilegal pada Februari 2022.

Trump mengatakan bahwa ia akan menelepon Presiden Putin secara pribadi Senin ini dan berbicara kepada Putin untuk menghentikan pertumpahan darah, dan Presiden Finlandia Stubb mengatakan bahwa ia yakin Trump tidak akan punya banyak waktu untuk menunda-nunda lagi dalam perundingan damai.

Berbicara di sebuah konferensi keamanan di Estonia, Stubb berkata: “Jika kita bisa menyatukannya, kita bisa mengatakan bahwa Zelensky sabar tetapi Presiden Trump mulai tidak sabar,”

Trump membagikan pemikirannya tentang panggilan telepon yang direncanakannya akan dilakukan pada hari ini waktu setepat di situs media sosial Truth Social.

“Subjek pembicaraan melalui telepon itu adalah menghentikan pertumpahan darah yang menewaskan lebih dari 5.000 tentara Rusia dan Ukraina dalam seminggu,”

Sanksi Barat terhadap Rusia telah diperketat berulang kali sejak invasi skala penuh Rusia pada 2022, tanpa mengakhiri perang. Terbaru, Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi baru untuk mengurangi pendapatan Rusia dari produksi energi, dan menargetkan dua produsen minyak terbesar Rusia, Gazprom Neft dan Surgutneftegas.

Pihak-pihak yang terkena sanksi mencakup lebih dari 200 entitas dan individu yang terlibat dalam sektor energi Rusia, termasuk para pedagang minyak Rusia, penyedia layanan lapangan minyak yang berbasis di Rusia, dan pejabat energi Rusia.

AS juga menetapkan 180 kapal pengangkut minyak sebagai “properti yang diblokir.” Banyak dari kapal-kapal tersebut adalah bagian dari “armada bayangan” Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak Rusia secara diam-diam ke seluruh dunia.


2 dari 3 halaman

Harapan Trump

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi kepada kantor berita Rusia bahwa persiapan sedang dilakukan untuk percakapan antara Putin dan Trump pada Senin. Kedua pemimpin tersebut sebelumnya pernah melakukan panggilan telepon mengenai topik ini.

“Percakapan sedang disiapkan,” kata Peskov kepada kantor berita Tass.

Via Truth Social, Trump mengungkap harapannya, “Semoga itu akan menjadi hari yang produktif, gencatan senjata akan terjadi, dan perang yang sangat brutal ini, perang yang seharusnya tidak pernah terjadi, akan berakhir.”

Para pemimpin Eropa telah menyerukan agar Rusia menyetujui gencatan senjata selama 30 hari.

Selain prospek perdamaian, Trump mengatakan isu perdagangan akan termasuk dalam topik pembahasannya dengan Putin. Keduanya diyakini pula akan menyinggung pertemuan puncak.

Rusia sendiri bergerak lebih lambat dari yang diharapkan Trump untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina. Namun, dalam percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada Sabtu (17/5), Rusia menyatakan menyambut baik upaya mediasi AS.

3 dari 3 halaman

Serangan Terus Berlanjut

Tidak lama setelah perundingan di Istanbul, serangan Rusia dilaporkan kembali memakan korban jiwa. Ukraina kembali menyerukan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.

Sebuah drone Rusia dilaporkan menghantam bus penumpang di wilayah Sumy, menewaskan sembilan orang — hal ini mendorong Zelensky untuk menuntut sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.

Dia mengatakan serangan terhadap bus tersebut adalah pembunuhan warga sipil secara sengaja. Rusia belum memberikan komentar, namun media pemerintah melaporkan bahwa pasukan menyerang area konsentrasi militer di Provinsi Sumy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *