:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4146988/original/054233600_1662361652-Imbas_Kenaikan_BBM__Harga_Pangan_Naik-TALLO_6.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menaruh perhatian besar kemerosotan harga ayam ras pedaging hidup (livebird) di tingkat peternak.
Mengikuti arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang meminta harga ayam broiler bisa mulai normal pada pekan ini.
Dirjen PKH Agung Suganda mengatakan, pihaknya sudah meminta perusahan besar untuk menyerap atau mengambil ayam hidup di peternak-peternak mandiri. Utamanya untuk ayam berukuran 2 kg lebih yang tengah panen, sehingga kelebihan stok (oversupply).
“Kan saat ini banyak panen. Artinya ayam yang jumbo-jumbo itu belum terserap semua. Harapannya, ayam-ayam itu dibeli sama perusahaan supaya peternak mandiri tidak ada lagi ayam jumbonya,” ungkapnya kepada Liputan6.com, Selasa (29/4/2025).
Daftar Harga Ayam
Adapun secara harga, baik ayam ras pedaging di pasaran maupun di tingkat peternak kini masih rendah. Mengutip laman panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga ayam broiler secara nasional rata-rata dijual Rp 34.263 per kg, lebih rendah dari harga acuan penjualan (HAP) Rp 40.000 per kg.
Sementara harga ayam ras pedaging (hidup) di tingkat produsen/peternak secara rata-rata kini dipatok Rp 19.553 per kg, lebih rendah dari Harga Acuan Pembelian (HAP) Rp 23.000 per kg.
Agung lantas memberikan sorotan khusus kepada ayam livebird di tingkat peternak, khususnya dengan bobot di atas 2 kg. Lantaran harganya sempat terperosok ke angka Rp 10 ribu per kg.
Ditjen PKH pun target harga ayam ras pedaging di tingkat produsen bisa tembus Rp 17 ribu per kg pada pekan ini, sesuai permintaan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar).
“Pokoknya harga yang diminta Pinsar itu Rp 17 ribu per kg. Makanya kemarin tuh sudah kita dorong beberapa perusahaan integrator sama perusahaan pakan untuk menyerap ayam-ayam ini dengan harga Rp 17 ribu per kg,” ungkapnya.
“Di beberapa lokasi harga sudah beranjak naik mendekati Rp 17.000 per kg. Mudah-mudahan dalam satu minggu ini selesai, sesuai arahan pak Menteri,” dia menambahkan.
Ragam Upaya Kementan
… Selengkapnya
Kementerian Pertanian sendiri telah menggulirkan serangkaian langkah cepat untuk menstabilkan harga ayam hidup (livebird) yang anjlok usai Lebaran 2025.
Dalam rapat nasional yang melibatkan pelaku industri perunggasan pada 11 April 2025, disepakati serangkaian langkah strategis. Di antaranya, pengendalian produksi day old chick (DOC) Final Stock melalui pemotongan telur tetas (hatching egg) dan afkir dini secara mandiri untuk mengatur suplai.
Langkah lain, mendorong penyerapan ayam dan telur dari peternak mandiri oleh perusahaan integrator dan produsen pakan unggas, dengan harga yang disepakati bersama. Pemerintah juga mengusulkan gerakan penyerapan oleh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Masih di hari yang sama, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan surat edaran larangan peredaran hatching egg sebagai telur konsumsi. Kebijakan ini bertujuan membendung banjir pasokan telur non konsumsi di pasar.
Langkah berikutnya menyasar industri pakan. Dalam rapat koordinasi pada 23 April 2025, Kementerian Pertanian mengimbau pabrik pakan dan pedagang bahan baku untuk menyerap ayam hidup dari peternak mandiri.
Pantau Serapan Langsung Ayam Hidup Jumbo
… Selengkapnya
Dua hari berselang, Agung memantau langsung serapan ayam hidup ukuran besar dari peternak rakyat oleh perusahaan integrator dan produsen pakan di Kabupaten Bogor. Di lokasi pertama, PT Malindo Feedmill membeli 5.448 ekor ayam dari peternak mandiri di Kecamatan Tajurhalang dengan bobot rata-rata 2,7–2,8 kilogram per ekor seharga Rp 17 ribu per kilogram.
Perusahaan integrator PT Charoen Pokphand Indonesia membeli 2.037 ekor ayam hidup dengan bobot rata-rata 1,9 kilogram per ekor dari peternak lainnya dengan harga yang sama. PT Japfa Comfeed Indonesia turut menyerap 5.000 ekor ayam dari dua lokasi, yakni Cigudeg dan Serang, dengan bobot rata-rata 2,2–2,6 kilogram per ekor.
Langkah stabilisasi harga turut dibarengi upaya penataan tata niaga unggas nasional. Kementerian Pertanian memperkuat koordinasi dengan Badan Pangan Nasional untuk meninjau ulang harga acuan pembelian (HAP) ayam dan telur, serta menyiapkan skema penyerapan karkas dan telur ke dalam Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Selain itu, pengawasan terhadap Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2024 diperketat. Fokusnya adalah distribusi DOC Final Stock layer ke industri besar agar tidak melampaui batas populasi 10 persen.
Kementan juga terus mendorong ekspor DOC, telur, daging ayam, serta produk olahannya ke luar negeri. “Dengan memperluas pasar, peternak kita memiliki lebih banyak ruang untuk tumbuh dan berkembang,” pungkas Agung.